Makan Sunan Pojok yang berada di pusat kota Blora atau lebih tepatnya selatan alun-alun kota Blora sekarang menjadi tempat wisata religius sekaligus tempat wisata sejarah. Lalu siapa sebenarnya Sunan Pojok dan bagaimana kiprahnya di Blora?
Dari berbagai sumber Sunan Pojok
memiliki beberapa nama yakni Pangeran Pojok, Wali Pojok Blora, Pangeran
Surabaya, Pangeran Surabahu, Pangeran Sedah, Syaikh Amirullah Abdurrochim.
Silsilah keluarganya sendiri Sunan Pojok memiliki 3 orang anak, yakni : (1)
Pangeran Kleco, makamnya sekarang berada di Kudus, di kompleks makam Sunan
Kudus, (2) Pangeran Joyodipo, Makamnya ada di Blora, (3) Pangeran Dipoyudo,
makamnya berada di Desa Tambaksari, Blora.
Nama kecil Sunan Pojok sendiri Pangeran
Surabahu Abdul Rohim, merupakan putra dari Kiai Ashari Sunan Bejagung Tuban.
Cerita bermula saat beliau dewasa
dan mendapatkan perintah dari Raja Mataram yakni Sultan Agung Hanyakrakusuma
(memerintah Kerajaan Mataram dari tahun 1613-1645) menjadi Panglima Perang di
Kerajaan. Tugas pokok sebagai panglima perang saat itu, yakni :
1.
Mengamankan wilayah Pati, Tuban, Surabaya, dan
Pasuruhan dari pengaruh pemberontak.
2.
Mengajak bersatu dan bersama mengusir VOC
Setelah keberhasilannya dalam
perang melawan VOC, diangkat menjadi Adipati di Tuban pada tahun 1619. Sunan Pojok
menjadi Adipati Tuban selama 42 tahun mulai tahun 1619 sampai dengan tahun 1661.
Sesuai tradisi Majapahit, rangkap jabatan antara menjadi Adipati Tuban dan
panglima perang(Senapati).
Sunan Pojok memberikan banyak
peninggalan di Blora, menurut cerita tutur misalnya Sunan Pojok banyak
memberikan nama-nama dukuhan di Kabupaten Blora. Masjid Agung Baitunnur Blora
yang terletak persis di depan alun-alun Blora juga merupakan salah satu
peninggalannya.
Haulnya diperingati setiap
tanggal 27 Sura karena ini merupakan hari kelahiran beliau.
Diambil dari berbagai sumber.
0 komentar:
Post a Comment