Nov 3, 2023

Cerita Pembunuhan Bupati Blora oleh PKI di Gorong-Gorong Pohrendeng tahun 1948

Pemberontakan PKI atau Partai Komunis Indonesia telah kita kenal sebagai bagian dari sejarah bangsa Indonesiaa. Dalam perjalanan bangsa Indonesia setidaknya kita telah mengenal tiga kali pemberontakan PKI atau orang-orang komunis di Indonesia. Satu kejadian sebelum kemerdekaan yakni pada masa Hindia Belanda pada tahun 1927 dan dua selanjutnya adalah tahun 1948 serta tahun 1965. Pemberontakan itu menghasilkan kejadian berdarah, seperti pembunuhan ataupun penculikan, ternyata kejadian berdarah itu juga terjadi di Kabupaten Blora, bahkan korbannya adalah Bupati Blora pada saat itu.
Kejadian ini terjadi pada saat umur Indonesia baru kurang lebih 3 tahun atau tepatnya terjadi pada tahun 1948. Konflik internal ini awalnya terjadi di Madiun, lebih dikenal sebagai Pemberontakan PKI Madiun 1948. Pemberontakan yang dilakukan oleh PKI pada kenyataannya tidak hanya terjadi di Madiun, akan tetapi juga terjadi di beberapa kota di Jawa Timur dan Jawa Tengah, salah satunya adalah Blora. Pemberontakan PKI 1948 banyak memakan korban yang bukan hanya berasal dari pihak Pemerintah ataupun TNI, tetapi juga banyak dari penduduk sipil.
Kabupaten Blora menjadi salah satu tempat kejadian pemberontakan PKI tahun 1948. Kejadian pembantaian banyak terjadi di berbagai lokasi di Kabupaten Blora. Banyaknya tempat kejadian lokasi pembantaian itu, salah satu yang paling terkenal adalah ada di dukuh Pohrendeng, Desa Tamanrejo, Kecamatan Tunjungan. Kejadian tepatnya ada di sebuah gorong-gorong sebuah saluran air yang ada di tengah sawah. Lokasi ini kurang lebih berjarak 4 km dari pusat kota alun-alun Kabupaten Blora. Korban dari pembantaian di sini salah satunya adalah Bupati Blora saat itu yakni Mr. Iskandar.

Pada saat itu Bupati Blora hendak melakukan perjalanan menuju Semarang bersama dengan beberapa orang bawahannya dengan moda transportasi Kereta Api. Pada saat perjalanan itulah kemudian rombongan Bupati Blora bersama bawahannya ini dihadang oleh beberapa orang yang ternyata adalah anggota PKI. Bupati bersama rombongan bawahannya kemudian dibunuh dan jasadnya dibuang dan ditumpuk di gorong-gorong Pohrendeng ini.


Gorong-gorong Pohrendeng, tempat kejadian. sumber :kompasiana.com


Mengutip dari tulisan di kompasiana.com salah satu narasumber yakni Ridwan selaku kepala dukuh Pohrendeng, dia menceritakan bahwa “menurut salah satu saksi langsung dalam peristiwa tersebut yaitu Mbah Sambong yang sekarang sudah meninggal pernah menceritakan kepada saya mas. Awal mulanya Bupati Blora hendak pergi ke Semarang bersama beberapa asistennya dengan menaiki kereta api, namun ketika kereta sampai di lintasan Dukuh Pohrendeng kereta tersebut dihadang oleh beberapa orang yang ternyata anggota PKI dan kumpulan orang tersebut menyeret Bupati dan beberapa asistennya kemudian dibunuh dan jasadnya ditumpuk di bawah corongan ini(gorong-gorong Pohrendeng) mas.”

Narasumber lain seorang warga setempat Ahmad Asrori, mengatakan kepada liputan6.con bahwa “Ya, di corongan inilah duu para petinggi dibantai oleh para PKI,” gorong-gorong ini adalah jemban rel kereta api pada saat itu.

“Sepintas memang tidak ada yang istimewa dari banunan gorong-gorong bekas jembatan rel kereta api ini, karena tidak diabadikan menjadi tempat sejarah kejamnya PKI,” pungkasnya

Kejadian pemberontakan dan pembunuhan yang terjadi di tahun 1948 di Blora bukan hanya Bupati Blora Blora, TNI, asisten, dan para pejabat lainnya yang menjadi korban kekejaman PKI, akan tetapi juga banyak warga sipil di Kabupaten Blora yang menjadi korbannya. Konon, seorang penulis di kompasiana.com menulis bahwa jumlah jasa korban lebih dari 100 orang yang dikumpulkan di bawah corongan ini yang pada waktu itu adalah sebuah kubangan air yang cukup besar.

Kepada liputan6.com Sugie Rusyono menceritakan bahwa dia juga pernah bertemu dengan saksi hidup yakni mbah Sambong Gondowijoyo pada tahun 2014. Mbah Sambong Gondowijoyo adalah saksi hidup dan menceritakan melihat langsung peristiwa di corongan dari dekat ketika mbah Sambong Gondowijoyo masih muda dulu.

Sugie mengatakan kepada liputan6.com “Rasa ketakutan mbah Sambong membayang saat menceritakan peristiwa itu. Sebab dirinya melihat ada sekitar lima orang yang dibunuh oleh angora PKI dengan menggunakan senjata tajam di gorong-gorong Phrendeng pada malam hari,”

Nama Mr.Iskandar sekarang diabadikan sebagai salah satu jalan di Kabupaten Blora sebagai penghormatan kepada beliau. Jalan Mr. Iskandar yang terletak di selatan alun-alun Blora yang menghubungkan jalan ke arah Kecamatan Randublatung. Nama-nama lain yang juga diabadikan menjadi nama jalan di Kabupaten Blora adalah Jalan Abu Umar yang berada di sebelah barat alun-alun Blora sampai simpang tiga lapangan Bhayangkara Blora. lalu ada Jalan Gunandar yang berada di sebelah selatan Tugu Pancasila sampai SMP Negeri 2 Blora.

Selain nama-nama itu juga ada nama lain yang dibunuh PKI di Blora diantaranya adalah Kolonel Sunandar, Sumodarsono, Reksodiputro, Sudarman, dan AKBP Agil Kusumodyo, mereka dibunuh di lokasi yang berbeda. Nama-nama mereka juga diabadikan sebagai nama jalan di Kabupaten Blora.
Baca Juga
Previous Post
Next Post

0 Comments: