Di sisi lain, kemajuan teknologi
adalah keniscayaan yang tidak dapat dihindari. Sudah menjadi sifat dasar
manusia untuk mencoba dan mencari hal-hal yang baru, maka dari itu kemajuan
teknologi adalah keniscayaan karena keberadaannya selalu sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan.
Kombinasi bidang pertanian dan
teknologi adalah trobosan yang cerdas dan dibutuhkan. Selain itu fenomena
pembelian produk pertanian dari petani dengan harga rendah oleh tengkulak
menjadi masalah tersendiri dan sseolah menjadi rahasia umum selama ini. Fenomena
itu telah terjadi di mana-mana yang secara tidak terasa sebenarnya juga terjadi
di Blora.
InacomID melihat fenomena itu
dalam produk kelapa di Indragiri Hilir Provinsi Riau yang diminati pasar Internasional
karena kualitasnya. Di sana produk kelapa yang berkualitas dan diminati pasar
Internasional itu dibeli dengan harga rendah oleh tengkulak. Dengan penggagas
awal empat orang sahabat berlatar belakang keahlian berbeda, seorang pengusaha logistic,
seorang mantan pegawai bea cukai, penjual hasil tani, dan ahli teknologi informasi.
Salah satunya Muhammad Aria Yusuf.
![]() |
Muhammad Yusuf Aria |
InacomID hadir untuk berusaha menyejahterakan para petani dengan menghubungkan petani, pemilik lahan, usaha kecil mikro dengan pasar lokal dan internasional untuk kegiatan jual beli. Bukan hanya menghubungkan dengan pasar lokal dan internasional saja InacomID juga mengedukasi petani tentang cara terbaik dalam bertani. Walaupun kemajuan teknologi yang ada sekarang dan banjirnya informasi di internet, pada kenyataannya banyak petani yang masih menggunakan cara tradisional dalam bertani. Dengan menggunakan cara-cara tradisional itu sehingga tidak bisa mengatur kualitas produk yang dihasilkan. Selain itu, InacomID juga mengedukasi petani bahwa ada lonjakan nilai pada komuditas tertentu sehingga tidak perlu menjual kepada tengkulak dengan harga murah padahal barang berkualitas. Dengan edukasi ini, telah terjadi peningkatan daya tawar komuditi para petani dengan sebelumnya para petani di Tembilahan dan Indragiri Hilir hanya memperoleh Rp.400-1.300 per kilogram. Sekarang, pentane dapat menjual hasil panennya kepada InacomID dengan harga Rp.750-2.100 per kilogram.
Kabupaten Blora sebagai salah satu daerah sentra pangan di Indonesia memiliki posisi strategis dalam ketahanan pangan nasional. Sebagai informasi Kabupaten Blora adalah penghasil komoditi Jagung kedua terbesar di Jawa Tengah setelah Kabupaten Grobogan. Sektor pertanian adalah kontribusi menyumbang PRDB (Produk Domestik Regional Bruto) di Kabupaten Blora. sehingga dapat secara singkat dapat dikatakan sektor pertanian adalah tulang punggung ekonomi Kabupaten Blora.
Trobosan IcacomID dalam bidang kombinasi sektor pertanian dan teknologi dapat menjadi percontohan yang baik untuk wilayah Blora. Kombinasi pertanian dan teknologi dapat lebih meningkatkan perekonomian para petani di Kabupaten Blora.
InacomID telah beroperasi di 9 titik di lima provinsi, yakni : Tembilan dan Indragiri Hilir di Provinsi Riau, Kabupaten Tanjung Jabung Timur di Provinsi Jambi, Kabupaten Lampung Selatan di Provinsi Lampung, Surabaya di Provinsi Jawa Timur, Kabupaten Buton Utara di Provinsi Sulawesi Tenggara, serta Kabupaten Donggala di Provinsi Sulawesi Tengah.