Bojonegoro, Kabupaten yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Blora provinsi Jawa Tengah memiliki potensi alam yang luar biasa termasuk destinasi wisatanya. Bojonegoro bahkan terdapat api yang tidak padam di Kayangan Api, konon wisata ini merupakan peninggalan era kerajaan Majapahit. Penelitian yang dilakukan oleh tim Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta terkait wisata alam yang dimiliki Bojonegoro memuculkan potensi menjadi lokasi geopark. Mereka menilai Bojonegoro sangat memungkinkan untuk menajdi lokasi Geoheritage dan Geopark.
Berikut ini adalah 5 ringkasan
lokasi wisata di Bojonegoro, bersumber dari laman resmi Pemkab Bojonegoro.
- Watu Gandul
![]() |
Watu Gandul, Bojonegoro |
Pertama ada Watu Gandul yang terletak di Desa Sambongrejo Kecamatan Gondang, Kabupaten Bojonegoro. Watu Gandul merupakan tempat yang menarik dengan adanya tumpukan batu-batu yang berukuran sangat besar, tersusun dengan rapi secara alami. Di sini juga terdapat batu yang menggantung di antara tumpukan batu lainnya. Watu Gandul memiliki cerita tersendiri, di mana batu-batu besar berserak akibat letusan gunung berapi pada masa lampau yang diperkirakan letusan gunung Pandan. Batu-batu andesit yang ukurannya sangat besar tertata secara alami seolah dibangun oleh arsitektur yang handal pada masa lampau, maka warga sekitar menyebutnya Watu Gandul, batu menggantung. ada warga yang mempercayai bahwa batu-batu besar itu memang ditata pada jaman batu oleh nenek moyang masa lampau karena memiliki bentuk yang begitu artistik, membentuk penopang batu besar yang di sela-selanya ada tiga buah batu besar yang disela-selanya ada tiga buah batu besar menggantung secara berundak dengan jarak dua meteran. Batu yang paling atas lebih besar dibandingkan batu Semar yang ada di alun-alun Bojonegoro. Batu besar itu di bawahnya ada batu lebih kecil dan paling bawah besarnya diantara batu di tengah dan batu paling atas. Sementara di sisi lain bersandar batu besar lainnya di salah satu penompang yang juga berupa batu besar. Sementara batu paling bawah cocok untuk selfie seakan dua tangan mengangkat batu besar.
Watu Gandul terletak di kawasan
perbukitan yang terdiri atas batuan beku intermediet vulkanik, yakni Andesit
dan runtuhan-runtuhannya tersebar di sekitar lokasi.
- Banyu Kuning
![]() |
Banyu Kuning |
Yang kedua direkomendasikan
adalah Banyu Kuning, Banyu Kuning merupakan lokasi yang menarik. Berlokasi di
tepi sungai Desa Krondanan, Kecamatan Gondang, Bojonegoro Banyu Kuning memiliki
mata air yang cukup hangat dan air yang seolah-olah berwarna kuning, padahal
aslinya bening. Sebenarnya warna kuning pada batuan berasal dari endapan yang
bentuknya mirip lumpur dan melekat pada batuan yang dialiri air, ini membuat
seolah-olah airnya berwarna kuning. Di lokasi ini juga dinilai berpotensi
menjadi geoheritage atau geopark. Dengan keunikannya ini, wajib masuk daftar
listmu saat berkunjung ke Bojonegoro.
Kedung Maor
Lokasi ketiga ada Kedung Maor
yang terletak di Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang. Kedung Maor ini adalah
air terjun yang berasal dari aliran kali soko dan limpahan dari waduk pacal.
Selain air terjun di Kedung Maor juga terdapat fosil jejak. Menurut penilai
geopark internasional Kedong Maor memiliki nilai situs geoheritage yang tinggi.
![]() |
Kedung Maor |
Nama kedung maor sendiri diambil
dari suara deru air yang meraung seperti suara hewan buas. Warga sekitar menyebutnya
dengan sebutan Kedung Maor sejak dulu. Kini wilayah itu juga menjadi lokasi
wisata yang cukup sering dikunjungi.
Kayangan Api
Kayangan Api merupakan fenomena
alam geologi berupa gas alam yang keluar dari dalam tanah melalui zona lemah
(rekahan) ini terletak di kawasan hutang lindung di Desa Sendangharjo,
Kecamatan Ngasem. Lokasi Kayangan Api juga merupakan objek wisata yang terkenal
di Bojonegoro.
![]() |
Kayangan Api |
Di dalam satu kawasan semburan
gas, terdapat mata air yang menghasilkan bau menyengat karena mengandung
belerang. Dengan kondisi ini api yang menyala di Kayangan Api hingga kini tidak
padam.
Dari cerita rakyat atau legenda masyarakat setempat, lokasi ini dulu merupakan tempat Empu Kriyo Kusumo untuk membuat pusaka keris di jaman Majapahit. Api yang keluar dari bumi ini konon digunakan sang empu untuk membakar pusaka yang akan dibuat.
Wonocolo
Wonocolo juga masuk, dipilih, dan
diusulkan sebagai geosite di dalam petroleum geoheritage Bojonegoro,
dikarenakan tempat ini tersingkap batu-batuan yang mewakili sistem petroleum di
Bojonegoro dan adanya pengambilan minyak tradisional di sumur-sumur tinggalan
Belanda dahulu.
![]() |
Wonocolo |
Pengambilan minyak tersebut
diusahakan dengan tradisional dengan mesin-mesin mobil, menggunakan rig-rig
dari kayu jati.
Puncak antiklin Wonocolo
mempunyai ketinggian kurang lebih 450 MDPL(450 meter di atas permukaan laut). Sedangkan
pemboran yang paling dangkal sekitar 200 meter dari puncak lipatan. Sehingga ketinggian
minyak yang diambil di Wonocolo pada reservoir Wonocolo masih berada di atas
permukaan laut. Hal ini dapat membuktikan bahwa pemboran minyak tradisional di
Wonocolo adalah yang paling dangkal di seluruh Indonesia, bahkan dunia.
Geosite Wonocolo ini dapat dikembangkan menjadi wisata geologi sumur tua Wonocolo yang merupakan energy tidak terbarukan.
Kini, lokasi tersebut dikenal dengan sebutan Teksas Wonocolo, selain karena kondisi lingkungannya yang mirip dengan lokasi minyak Texas di Amerika, Teksas sendiri merupakan singkatan dari Tekad Selalu Aman dan Sejahtera. Teksas Wonocolo menjadi lokasi wisata edukasi di Bojonegoro.