Nov 29, 2023

Daftar 100 nama Kurawa

 Kurawa adalah pesaing terberat dari Pandawa. Seperti yang kita tahu Pandawa adalah lima saudara yang terdiri dari Puntadewa, Werkudara, Arjuna, Nakula dan Sadewa. Kurawa adalah pihak sebrang dari Pandawa, tapi tahukah kamu nama-nama dari 100 orang bersaudara Kurawa? Inilah daftar 100 bersaudara Kurawa.

100 Nama Kurawa


Nama-Nama Tokoh Kurawa

1.      Duryodana

2.      Dursasana

3.      Abaswa (Dursaha)

4.      Adityaketu (Dursala)

5.      Alobha (Jalaganda)

6.      Anadhresya (Sama)

7.      Anudhara (Saha)

8.      Anuradha (Winda)

9.      Anuwinda

10.  Aparajita (Durdarsa)

11.  Aswaketu (Subahu)

12.  Bahwasi (Dusprasada)

13.  Balawardana (Durmarsana)

14.  Bhagadatta (Durmuka)

15.  Bima (Duskarna)

16.  Bimabala (Karna)

17.  Bimadewa (Wikarna)

18.  Bimarata (Sala)

19.  Carucitra (Satwa)

20.  Citradharma (Sulocana)

21.  Citrakala (Citra)

22.  Citraksa (Upacitra)

23.  Citrakunda (Citraksa)

24.  Citralaksaya (Carucitra)

25.  Citrangga (Sarasana)

26.  Citrasanda (Durmada)

27.  Citrasraya (Durwigaha)

28.  Citrawarman (Wiwitsu)

29.  Dharpasandha (Wikatinanda)

30.  Dhreksetra (Urnanaba)

31.  Dirgagorma (Sunaba)

32.  Dirghabahu (Nanda)

33.  Dirghacitra (Upananda)

34.  Dredhahasta (Citrabana)

35.  Dredhawarman (Citrawarma)

36.  Dredhayuda (Suwarma)

37.  Dretapara (Durwimoca)

38.  Duhpradharsana (Ayobahu)

39.  Duhsa (Mahabahu)

40.  Duhsah (Citrangga)

41.  Durbalaki (Citrakundala)

42.  Durbharata (Bimawiga)

43.  Durdharsa (Bimabela)

44.  Durmada (Walaki)

45.  Durmarsana (Belawardana)

46.  Durmukha (Ugrayuda)

47.  Durwimocana (Susena)

48.  Duskarna (Kundadara)

49.  Dusprajaya (Mahodara)

50.  Duspramana (Citrayuda)

51.  Hayabahu (Nisanggi)

52.  Jalasandha (Pasa)

53.  Jarasanda (Wrendaraka)

54.  Jayawikata (Dredawarma)

55.  Kanakadhwaja (Dredaksatra)

56.  Kanakayu (Somakirti)

57.  Karna (Antudara)

58.  Kawacin (Dresdasanda)

59.  Krat (Jarasanda)

60.  Kundabhedi (Satyasanda)

61.  Kundadhara (Sadasuwaka)

62.  Mahabahu (Ugasrawa)

63.  Mahacitra (Ugrasena)

64.  Nandaka (Senani)

65.  Pandikunda

66.  Prabhata (Aparajita)

67.  Pramathi (Kundase)

68.  Rodrakarma (Wisalaksa)

69.  Sala

70.  Sama

71.  Satwa

72.  Satyasanda

73.  Senani

74.  Sokarti

75.  Subahu

76.  Sudatra

77.  Suddha

78.  Sugrama

79.  Suhasta

80.  Sukasananda

81.  Sulokacitra

82.  Surasakti

83.  Tandasraya

84.  Ugra

85.  Ugrasena

86.  Ugrasrayi

87.  Ugrayudha

88.  Upacitra

89.  Upanandaka

90.  Urnanaba (Wirawi)

91.  Wedha

92.  Wicitrihatana

93.  Wikala

94.  Wiktanana

95.  Winda

96.  Wirabahu

97.  Wirada

98.  Wisakti

99.  Wiwitsu

100.          Wyudoru

 

Itulah daftar 100 bersaudara Kurawa.

Jun 25, 2023

Kata-kata dan Pitutur Petruk, Punakawan yang pernah jadi Ratu

Petruk adalah salah satu tokoh pewayangan dan merupakan salah satu Punakawan bersama dengan Semar, Gareng, dan Bagong. Punakawan ini adalah abdi Pandawa, namun bukan sekedar seperti orang suruhan belaka, melainkan juga menjadi kelompok penebar humor, mencairkan suasana hingga memahami apa yang sedang menimpa majikan atau raja mereka. Bahkan terkadang dapat juga dikatakan sebagai penasehat kepada para raja dan ksatria pada saat lupa diri.

Dalam sebuah lakon cerita Petruk pernah jadi Raja yang sering popular dengan judul “Petruk dadi Ratu”. Dalam dunia pewayangan mungkin petruk dianggap sebagai seoranga abdi yang bodoh dan tak tahu apa-apa, akan tetapi Petruk tak jarang juga memberikan petuah bijak, terutama dalam hal kepemimpinan, politik, utamanya saat negeri kahyangan terdapat gara-gara(mengalami kekacauan).

Beberapa petuah, pitutur atau kata kata Petruk yang diberikan kepada pemimpin yang mulai bertingkah kepada rakyatnya. Bahkan hingga urusan remeh-temeh pun Petruk memahaminya.

Petruk Punakawan


Bagi Petruk

Kawula Iku Tanpa Wates, Ratu Kuwi Anane Mung Winates”

(Rakyat itu tanpa batas, sedangkan raja itu ada secara terbatas)

Artinya hubungan antara rakyat dan pemimpin itu saling mempengaruhi, pemimpin tidak ada tanpa adanya rakyat. Ini juga sejalan dengan gagasan Negara sekarang, Negara dianggap tidak ada kalau tidak ada rakyatnya.

Di sini Petruk mengingatkan adanya pembatasan kekuasaan kepada pemimpin, ini seperti adanya konstitusi dalam Negara demokrasi. Raja atau pemimpin juga harus mendapatkan pengakuan dari rakyatnya (kawula) dan sebisanya menciptakan suasana harmonis yakni sinergi antara rakyat (kawula) dan pemimpin (ratu) sebagai ‘Sabaya Mati Sabaya Mukti’.

Dalam lakon Petruk dadi Ratu juga dapat dipandang sebagai ‘pipi padha pipi,bokong padha bokong’ artinya semua pada tempatnya, bahwa setiap individu seharusnya memilih profesi yang cocok untuk dirinya, sesuai karakternya. Salah satu pitutur luhur yang sering disampaikan dalang melalui tokoh Petruk bersumber dari buku karangan Sindhunata berjudul Air Kata-Kata.


NGELMU KYAI PETRUK

Tokoh Petruk


Kuncung ireng pancal putih

Swarga durung weruh

Neraka durung wanuh

Mung donya sing aku weruh

Uripku aja nganti duwe mungsuh.

 

Ribang bumi ribang nyawa

Ana beja ana cilaka

Ana urip ana mati.

Precil mijet wohing ranti

Seneng mesti susah

Susah mesti seneng

Aja seneng nek duwe

Aja susah nek ora duwe.

 

Senenge saklentheng susahe sarendheng

Susah jebule seneng

Seneng jebule susah

Sugih durung karuan seneng

Ora duwe durung karuan susah

Susah seneng ora bisa disawang

Bisane mung dirasakake dhewe.

 

Kapiran kapirun sapi ora nuntun

Urip aja mung nenuwun

Yen sapimu masuk angin tambanana

Jamune ulekan lombok, bawang uyah lan kecap

Wetenge wedhakana parutan jahe

Urip kudu nyambut gawe

 

Pipi ngempong bokong

Iki dhapur sampurnaning wong

Yen ngelak ngombea

Yen ngelih mangana

Yen kesel ngasoa

Yen ngantuk turua.

 

Pipi padha pipi

Bokong padha bokong

Pipi dudu bokong.

Onde-onde jemblem bakwan

Urip iku pindha wong njajan

Kabeh ora bisa dipangan

Miliha sing bisa kepangan

Mula elinga dhandhanggulane jajan:

 

Pipis kopyor sanggupira lunga ngaji

Le ngaji nyang be jadah

Gedang goreng iku rewange

Kepethuk si alu-alu

Nunggang dangglem nyengkelit lopis

Utusane tuwan jenang

Arso mbedhah ing mendhut

Rame nggennya bandayudha

Silih ungkih tan ana ngalah sawiji

Patinira kecucuran


Ki Daruna Ni Daruni

Wis ya, aku bali menyang Giri

Aku iki Kyai Petruk ratuning Merapi

Lho ratu kok kadi pak tani?

Jun 24, 2023

Wayang Samin, Wayang Khas Blora

Warga Samin mulai dikenal beberapa tahun terakhir, komunitas Samin adalah sekelompok orang yang mengikuti ajaran Samin Surosentiko yang muncul pada masa colonial Belanda (http://learning-of.slametwidodo.com/). Dalam sejarahnya Samin Surosentiko pada usia 31 tahun di tahun 1890 mulai menyebarkan ajarannya ke orang-orang di Desa Klopoduwur, Banjarejo, Kabupaten Blora. Ajarannya ini mendapat tanggapan baik dan memikat banyak orang dari desa-desa sekitarnya, hingga mulai berkembang.

Salah satu warisan dari komunitas Samin adalah Wayang Samin yang dapat menjadi salah satu ciri khas Wayang asli Blora. Wayang Samin atau Wayang Golek Samin berbentuk wayang golek dan cukup mirip dengan wayang golek Jawa Barat akan tetapu disajikan dalam Bahasa Jawa. Dengan wajah agak lancip dengan warna merah muda. Mulutnya agak menguak gambar mata melotot, dengan lengan panjang dan memakai jarik latar gelap. Memiliki ciri khas bulu burung merak.


Wayang Samin Blora
Wayang Samin Blora di Museum Ronggowarsito


Wayang Golek Samin terdapat di salah satu koleksi kebudayaan Museum Ronggowarsito Jawa Tengah. Wayang Golek Samin ini konon menjadi satu-satunya lidah semangat perjuangan di masa pendudukan Nippon/Jepang untuk mengingatkan warga terhadap perjuangan anak bangsa Suro Sentiko melawan penjajah di Indonesia. Di sela-sela perjuangan melawan Belanda, Samin Surosentiko mengajarkan beberapa ajaran.

Sebagai ciri khas dalam ajarannya Wayang Golek Samin mencerminkan kejujuran para penganut Saminisme. Ajaran-ajaran lainnya dari komunitas Samin adalah pandom urip apa adanya yang berpedoman keluguan dan kesederhanaan, prinsip ini dijadikan ajaran dalam sikap dan perilaku sehari-hari, dan tetap memegang pranata sosial yang kuat sesuai dengan ajaran inti, contohnya tidak iri dengki, tidak serakah, dan tidak panesten (mudah tersinggung atau membenci sesame), tidak semena-mena terhadap sesame, karena ajaran yang paling utama dari khas Samin adalah kerukunan.

Jun 7, 2023

Watak Para Pandawa dalam Pewayangan

Dalam pewayangan salah satu yang paling terkenal adalah pandawa 5, ya Pandawa yang berjumlah 5 terdiri dari : Puntadewa atau dikenal juga Yudistira, Werkudara, Arjuna atau dikenal juga dengan nama Janaka, Nakula dan Sadewa. Kali ini Potret Blora akan membahas Pandawa lima dari Watak-wataknya.

Pandawa adalah tokoh dalam pewayangan yang bersaudara dari 1 ayah 2 ibu, kelimanya adalah putra Prabu Pandu Dewanata. Puntadewa, Werkudara, dan Arjuna anak dari Prabu Pandu dengan Dewi Kunthi, sementara Nakula dan Sadewa yang merupakan saudara kembar adalah anak dari Prabu Pandu dengan Dewi Madrim.

  • Puntadewa

Puntadewa atau Yudhistira
Puntadewa


Dimulai dari yang pertama yakni Raden Puntadewa atau dikenal juga dengan nama Yudhistira. Tokoh Yudhistira adalah tokoh yang sangat bijak, tidak memiliki lawan dan tidak pernah berbohong dalam hidupnya. Sosoknya digambarkan sebagai karakter yang lemah lembut, santun, bijaksana, rendah hati, jujur, dan pemaaf. Dalam cerita yang terkenal Yudhistira mendapatkan undangan Judi dari Duryudana, konon dalam tradisi kaum ksatria, undangan judi ini tidak boleh ditolak. Inilah salah satu awal dari cerita pandawa yang menarik, di mana Yudhistira kalah dengan mempertaruhkan kekayaannya, istananya, kerajaannya, saudara-saudaranya, bahkan hingga dirinya sendiri. Dari sinilah salah satu ujung Perang Baratayudhha yang terkenal.

  • Werkudara

Werkudara atau Bima
Werkudara


Werkudara atau bisa dikenal dengan nama lain seperti Bima yang merupakan nama kecilnya. Ia adalah tokoh yang gemar makan, kuat, memiliki lengan yang panjang, tubuh yang tinggi dan memiliki wajah paling gagah dan sangar diantara 4 saudara lainnya. Bima atau Wekudara ini sering disebut juga Bayuputra, Bayusiwi, Bayusuta, atau Bayutayana. Penyebutan dengan nama-nama ini memiliki sejarahnya sendiri.

Bima ini berperawakan tinggi, besar, gagah, berkumis dan berjengkot. Ia memiliki kuku panjang dan kuat yang menjadi senjata alamiahnya. Kuku ini dikenal sebagai kuku pancanaka.

Bima meskipun memiliki postur tubuh yang tinggi besar, dan kuat namun dia juga memiliki hati yang baik. Dia adalah tokoh yang tegas, jujur, adil, tidak pandang bulu.

  • Arjuna

Arjuna atau Janaka
Arjuna


Arjuna atau dikenal juga dengan nama Janaka ini adalah tokoh yang paling tampan diantara saudara-saudara lainnya. Ia memiliki sifat yang cerdas, cerdik, lihai, teliti, santun, dan mau melindungi yang lemah. Sosok ini digambarkan kalem namun juga memiliki keberanian yang tinggi. Penampilannya adalah yang paling menawan daripada yang lain, lembut dalam sikapnya, suka berpetualang dan belajar hal-hal yang baru. Dapat digambarkan secara singkat Arjuna adalah tokoh laki-laki sempurna, karena berwajah rupawan dan berhati mulia.

Beberapa nama julukan Arjuna adalah Permadi, Parta, Jenaka, dan Kumbalkali. Selain itu dia juga memiliki nama Begawan Mintaraga.

Pembahasan berikutnya adalah saudara kembar Nakula dan Sadewa.

Nakula dan Sadewa
Nakula dan Sadewa


  • Nakula

Nakula adalah tokoh yang tampan, memiliki karakter pekerja keras dan bersemangat untuk menghormati dan melayani kakak-kakakya. Dia jujur, setia, patuh, penyayang, saling menguntungkan dan dapat dipercaya.

  • Sadewa

Sadewa adalah saudara kembar dari Nakula yang seolah satu paket. Sadewa ini juga memiliki karakter pekerja keras dan bijaksana, Sadewa sangat tertarik pada ilmu perbintangan atau astronomi, dan dia adalah tokoh yang sangat pandai menyimpan rahasia.

Feb 22, 2023

Mengenal Bagong, Salah Satu Tokoh Pewayangan Lucu

Bagong adalah tokoh pewayangan dan salah satu dalam punakawan dari 4 yang terdiri dari Semar, Bagong, Petruk, Gareng. Dalam dunia pewayangan Bagong dapat dikatakan sebagai anak dari Semar.

Punawakan adalah teridiri dari 4 tokoh pewayangan yang konon adalah penjelmaan dewa. Dalam cerita pewayangan tokoh-tokoh dalam punakawan yakni Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong adalah penasehat spiritual, teman bercengkrama, dan penghibur di kala susah yang bertugas mengajak para ksatria asuhannya untuk selalu berbuat kebaikan. Dilihat dari asal kata punakawan terdiri dari kata “pana” yang berarti paham, dan kawan yang berarti “teman”. Jadi maksudnya para punakawan bukan hanya sebagai abdi atau pengikut biasa, tetapi mereka juga memahami apa yang sedang menimpa majikan mereka dan seringkali bertindak sebagai penasehat (pemomong).

Bagong
Bagong

Kembali pada tokoh Bagong, tokoh Bagong memiliki wujud mirip dengan semar dengan badan yang gemuk/bulat dan bentuk muka dengan mata yang lebar, bibirnya tebal dan terkesan memble, hal ini memiliki filosofi tersendiri.


Dalam sebauh pentas pewayangan, tokoh Bagong seringkali sebagai penghias jalannya cerita sehingga pementasan tidak berjalan secara monoton dan penuh dengan variasi. Gaya bicaranya Bagong terkesan semaunya sendiri, dan dibandingkan dengan Punakawan lainnya, Bagong adalah sosok yang paling lugu dan kurang mengerti tata karma. Bagong tidak memiliki kekuatan sakti seperti tokoh ksatria. Namun begitu Bagong adalah seorang lurah yang sangat merakyat dan hidup bersama rakyat kecil.

Bagong mengabdi kepada Pandawa, dan beberapa ksatria seperti Arjuna misalnya tidak segan untuk meminta nasehat kepada dirinya.

Ada beberapa fakta menarik dalam tokoh Bagong. Tokoh Bagong mempunyai banyak nama antara lain Ki Lurah Bagong, Bawor, Astrajingga, Caruh, Cepot, Kaecepot, dan Prabu Kalasereng.

Bagong merupakan tokoh dengan pakaian yang sederhana, Bagong menggunakan busana yang sangat sederhana yaitu irah-irahan gundulan, gelang tangan dhagelan, kalung dagelan berupa lonceng, kerang dan sebagainya. Meskipun begotu Bagong memiliki jiwa sosia yang tinggi. Tokoh Bagong memiliki watak yang mudah bergaul, memahami dan mengasuh. Ia memiliki prinsip membela yang benar. Terkadang memberikan nasehat-nasehat bijak kepada ksatria yang ia asuh, meskipun terkadang hanya menirukan dari orang lain termasuk pitutur luhur dari Semar.

Bagong adalah seorang pelayan yang hanya mau mengabdi kepada ksatria-ksatria yang memiliki watak baik. Ia gemar menari, menyanyi dan suka bercanda, ia lantang bersuara, dan kadang-kadang sok tau dan kurang penurut.

Mengenai asal-usulnya Bagong dikatakan sebagai “bayangan” Semar. Dikisahkan Semar merupakan penjelmaan seorang dewa bernama Batara Ismaya yang diturunkan ke dunia bersama kakaknya, yaitu Togog atau Batara Antaga untuk mengasuh keturunan adik mereka, yaitu Batara Guru. Togog dan Semar sama-sama mengajukan permohonan kepada ayah mereka, yaitu Sang Hyang Tunggal, supaya masing-masing diberi teman. Sanghyang Tunggal ganti mengajukan pertanyaan berbunyi, siapa kawan sejati manusia. Togog menjawab "hasrat", sedangkan Semar menjawab "bayangan". Dari jawaban tersebut, Sanghyang Tunggal pun mencipta hasrat Togog menjadi manusia kerdil bernama Bilung, sedangkan bayangan Semar dicipta menjadi manusia bertubuh bulat, bernama Bagong.

Punakawan


Itulah beberapa serba-serbi tentang Bagong. Ingin pembahasan tokoh wayang lainnya? Tulis di komentar ya atau email kami.

Dec 16, 2022

10 Kata-kata Bijak dan Pitutur Semar Pewayangan

Semar adalah salah satu pewayangan dalam Mahabharata universe. Semar merupakan salah satu Punakawan yang terdiri dari 4 tokoh bersama dengan Gareng, Petruk, dan Bagong. Tokoh Semar terkenal dengan kata-kata bijak atau pitutur luhur. Punakawan adalah tokoh yang tugasnya untuk membantu, melayani para ksatria Pandawa. Semar juga Punakawan yang bertindak tidak hanya sebagai pengasuh melainkan juga sebagai penasehat para ksatria Pandawa.

Semar Punakawan
Semar Punakawan

Semar juga merupakan abdi dalem dari Sahadewa, yang merupakan anggota keluarga Pandawa. Semar bertindak sebagai penghibur, tidak hanya sebagai itu Semar juga sering memberikan nasehat. Bahkan konon Semar bukan rakyat jelata biasa, melainkan penjelmaan dari Batara Ismaya, kakak dari Batara Guru, raja para dewa yang sakti dan banyak disegani.

Berikut ini adalah beberapa kutipan, petuah, kata-kata bijak atau pitutur luhur dari Semar.

  • Tanggap Sasmita

Padha gulangan ing kalbu. Ing sasmita amrip lantip. Aja pijer mangan nendra. Ing kaprawiran den kesthi, pesunen sarinira, sudanen dhahar lan guling.

Yang artinya kurang lebih : latihlah hatimu, tentang suara hati agar kamu bisa menjadi ahli. Jangan terlalu banyak dan santai, tentang sifat perwiraan, agar menjadi cita-cita. Ambilah intisarinya. Kurangilah makan dan minum.

  • Aja Mateni Alaning Liyan

Alaning liyan denandhar. Ing beciking liyan dipunsimpen. Becike dewe gununggung. Kinarya pasamuwan. Nora ngrasa alane dhewe ngendhungkur. Wong kang mangkono wateknya. Nora pantes denpedhaki.

Yang artinya kurang lebih : Kejelekan orang lain disebarkan. Kebaikan orang lain dirahasiakan. Kebaikan diri sendiri dibesar-besarkan, dibuat cerita dalam suatu jamuan. Tidak merasa kejelekan diri sendiri sangat banyak. Orang yang memiliki perangai seperti itu tidak pantas untuk didekati.


  • Eling lan Waspada

Amenangi jaman edan. Ewuh aya ing pambudi. Milu edan ora tahan. Yen tan milu anglakoni. Boya kaduman melik. Kaliren wekasanipun. Ndilalah karsa Allah. Begja-begjane kang lali. Luwih begja kang eling lawan waspada.

Yang artinya kurang lebih : Mengalami hidup pada jaman yang tidak menentu memang sangat repot. Mau ikut arus namun hati tidak sampai. Kalau tidak ikut, tidak akan kebagian apa-apa. Akhirnya malah kelaparan, namun hal itu sudah menjadi kehendak Tuhan. Bagiamana sangat beruntungnya orang-orang yang " lupa " masih beruntunglah orang yang selalu "ingat" dan "waspada". 

  • Alon-alon Waton Kelakon

Den ararah pangarahing ati. Pira-pira wus tekan mejana. Gliyak-gliyak yen ing tembe. Bisa lestari maju. Marma kudu den kawekani. Golek dalan kang padhang. Aja grusa-grusu. Elinga basane ana. Alon-alon yen kalakon kang kinapti. Yekti sewu nugraha. ( Serat pepeling lan pamrayoga )

Yang artinya kurang lebih : Usahakan dalam hati. Cukupkanlah kita dalam taraf wajar. Berjalanlah pelan-pelan yang pada akhirnya dapat terus maju. Maka harus bisa mengendalikan diri, mencapai jalan terang. Jangan terburu-buru. Ingatlah selalu pada peribahasa, biar lambat asal selamat dan sampai yang dituju. Yakni seribu anugerah.

  • Nulada Laku Utama

Nuladha laku utama, tumrape wong tanah Jawi. Wong agung ing ngeksiganda. Panembahan Senopati. Kepati amarsudi. Sudane hawa lan nepsu. Pinepsu tapa brata. Tanapi ing siyang ratri. Amamangun karyenak tyasing sesama.

Yang artinya kurang lebih : Contohlah perilaku yang utama. Bagi orang Jawa. Orang yang besar dari Ngeksidana (Mataram). Panembahan Senopati yang tekun, mengurangi hawa nafsu dengan jalan prihatin (bertapa), serta siang malam, selallu berkarya membuat hati tenteram bagi sesama (kasih sayang).

  • Urip Sakmadyone

Barang karya den waspadeng urip. Lan wewekas iku kang kinarya. Anengani prayogane. Kadya ta sira ndulu. Ing sasotya nawa retna. Awit kepengen sira. Ing tyas kudu-kudu. Tengahana ing prayoga. Wekasane yen tan kadugi ing regi. Temah karya malarat.   

Yang artinya kurang lebih : Menjalani hidup itu harus selalu waspada, dalam segala tindakan. Pesanku seyogyanya pakailah segala sesuatu itu yang sedang. Misalkan engkau melihat permata yang sangat bagus, karena engkau menginginkannya maka hatimu mendesak terus ( untuk memilikinya ). Ambillah tengah-tengahnya, sehingga nanti apabila engkau tidak mampu membayar karena harganya tinggi, engkau tidak jatuh miskin. 

  • Nadyan Silih Sidhekah, Lamun Ora Lawan Eklasing Ati

Nadyan silih sidhekah, lamun ora lawan eklasing ati. Arane mung isin mundur. Kudu weweh-wewehan. Weh rekasa kang kapeksa melu-melu. Kelu ombyake kang bisa. Kang compleng ambrebes mili.

Yang artinya kurang lebih : Meski sering bersedekah, tapi tidak dengan namanya masih dikatakan mundur. Harus saling memberi. Yang miskin terpaksa ikut, mengikuti pengaruh yang mampu, si miskin menangis dalam hati.

  • Laku Prihatin Untuk Mendapatkan Keberkahan Hidup

Wataking wong cegah nendra. Kasinungan lepas budi. Wataking wong cegah sega. Teguh pikantukireki. Wataking cegah warih. Tawa ing wisa wong iku. Yeku yen sira seya. Mangkana pahalaneki. Pan wong tapa tinemu sabarang sedya.

Yang artinya kurang lebih : Watak orang yang gemar mencegah tidur, akan mendapat mendapat kemampuan berbudi lapang. Sedangkan watak sesorang yang mengurangi makan, akan mempeoleh kekuatan lahir dan batin. Mencegah air akan mendatangkan watak atau kemampuan tubuh untuk tawar dari bisa. Hal-hal semacam itu, jika memang engkau kehendaki, akan demikian itulah pahalanya. Bukankah petapa itu selalu berhasil mencapai keinginannya?

  • Aja Adigang, Adigung, Adiguna

Ana pacopanipun. Adiguna, adigang, adigung. Pan adigang kidang adigung pan esthi. Adiguna ula iku. Telu pisan mati sampyoh.

Yang artinya kurang lebih : Ada ucapan yang mangatakan, adiguna (mengandalkan kesaktiannya), adigang (mengandalkan  kelincahannya) adigung (mengandalkan kekuatannya).

  • Perbuatan Baik Terawa Sulit Sebelum Dijalankan

Panggawe becik puniku. Gampang yen wus den lakoni. Angel yen durung kalakyan. Arasa-arasen nglakoni. Tur iku den lakonana. Mapangati badaneki 

Yang artinya kurang lebih : Perbuatan baik itu, mudah jika sudah dijalankan. Sulit apabila belum dilaksanakan, karena malas untuk memulainya, namun jika dijalankan, akan bermanfaat bagi diri sendiri.