Jan 26, 2023

5 Tempat Wisata Potensial Jadi Geopark dan Geoheritage di Bojonegoro

Bojonegoro, Kabupaten yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Blora provinsi Jawa Tengah memiliki potensi alam yang luar biasa termasuk destinasi wisatanya. Bojonegoro bahkan terdapat api yang tidak padam di Kayangan Api, konon wisata ini merupakan peninggalan era kerajaan Majapahit. Penelitian yang dilakukan oleh tim Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta terkait wisata alam yang dimiliki Bojonegoro memuculkan potensi menjadi lokasi geopark. Mereka menilai Bojonegoro sangat memungkinkan untuk menajdi lokasi Geoheritage dan Geopark.

Berikut ini adalah 5 ringkasan lokasi wisata di Bojonegoro, bersumber dari laman resmi Pemkab Bojonegoro.

  • Watu Gandul

Watu Gandul, Bojonegoro

Pertama ada Watu Gandul yang terletak di Desa Sambongrejo Kecamatan Gondang, Kabupaten Bojonegoro. Watu Gandul merupakan tempat yang menarik dengan adanya tumpukan batu-batu yang berukuran sangat besar, tersusun dengan rapi secara alami. Di sini juga terdapat batu yang menggantung di antara tumpukan batu lainnya. Watu Gandul memiliki cerita tersendiri, di mana batu-batu besar berserak akibat letusan gunung berapi pada masa lampau yang diperkirakan letusan gunung Pandan. Batu-batu andesit yang ukurannya sangat besar tertata secara alami seolah dibangun oleh arsitektur yang handal pada masa lampau, maka warga sekitar menyebutnya Watu Gandul, batu menggantung. ada warga yang mempercayai bahwa batu-batu besar itu memang ditata pada jaman batu oleh nenek moyang masa lampau karena memiliki bentuk yang begitu artistik, membentuk penopang batu besar yang di sela-selanya ada tiga buah batu besar yang disela-selanya ada tiga buah batu besar menggantung secara berundak dengan jarak dua meteran. Batu yang paling atas lebih besar dibandingkan batu Semar yang ada di alun-alun Bojonegoro. Batu besar itu di bawahnya ada batu lebih kecil dan paling bawah besarnya diantara batu di tengah dan batu paling atas. Sementara di sisi lain bersandar batu besar lainnya di salah satu penompang yang juga berupa batu besar. Sementara batu paling bawah cocok untuk selfie seakan dua tangan mengangkat batu besar.

Watu Gandul terletak di kawasan perbukitan yang terdiri atas batuan beku intermediet vulkanik, yakni Andesit dan runtuhan-runtuhannya tersebar di sekitar lokasi.

  • Banyu Kuning
Banyu Kuning
Banyu Kuning


Yang kedua direkomendasikan adalah Banyu Kuning, Banyu Kuning merupakan lokasi yang menarik. Berlokasi di tepi sungai Desa Krondanan, Kecamatan Gondang, Bojonegoro Banyu Kuning memiliki mata air yang cukup hangat dan air yang seolah-olah berwarna kuning, padahal aslinya bening. Sebenarnya warna kuning pada batuan berasal dari endapan yang bentuknya mirip lumpur dan melekat pada batuan yang dialiri air, ini membuat seolah-olah airnya berwarna kuning. Di lokasi ini juga dinilai berpotensi menjadi geoheritage atau geopark. Dengan keunikannya ini, wajib masuk daftar listmu saat berkunjung ke Bojonegoro.

Kedung Maor

Lokasi ketiga ada Kedung Maor yang terletak di Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang. Kedung Maor ini adalah air terjun yang berasal dari aliran kali soko dan limpahan dari waduk pacal. Selain air terjun di Kedung Maor juga terdapat fosil jejak. Menurut penilai geopark internasional Kedong Maor memiliki nilai situs geoheritage yang tinggi.

Kedung Maor Bojonegoro
Kedung Maor


Nama kedung maor sendiri diambil dari suara deru air yang meraung seperti suara hewan buas. Warga sekitar menyebutnya dengan sebutan Kedung Maor sejak dulu. Kini wilayah itu juga menjadi lokasi wisata yang cukup sering dikunjungi.

Kayangan Api

Kayangan Api merupakan fenomena alam geologi berupa gas alam yang keluar dari dalam tanah melalui zona lemah (rekahan) ini terletak di kawasan hutang lindung di Desa Sendangharjo, Kecamatan Ngasem. Lokasi Kayangan Api juga merupakan objek wisata yang terkenal di Bojonegoro.

Kayangan Api Bojonegoro
Kayangan Api


Di dalam satu kawasan semburan gas, terdapat mata air yang menghasilkan bau menyengat karena mengandung belerang. Dengan kondisi ini api yang menyala di Kayangan Api hingga kini tidak padam.

Dari cerita rakyat atau legenda masyarakat setempat, lokasi ini dulu merupakan tempat Empu Kriyo Kusumo untuk membuat pusaka keris di jaman Majapahit. Api yang keluar dari bumi ini konon digunakan sang empu untuk membakar pusaka yang akan dibuat.

Wonocolo

Wonocolo juga masuk, dipilih, dan diusulkan sebagai geosite di dalam petroleum geoheritage Bojonegoro, dikarenakan tempat ini tersingkap batu-batuan yang mewakili sistem petroleum di Bojonegoro dan adanya pengambilan minyak tradisional di sumur-sumur tinggalan Belanda dahulu.

Wonocolo, Bojonegoro
Wonocolo


Pengambilan minyak tersebut diusahakan dengan tradisional dengan mesin-mesin mobil, menggunakan rig-rig dari kayu jati.

Puncak antiklin Wonocolo mempunyai ketinggian kurang lebih 450 MDPL(450 meter di atas permukaan laut). Sedangkan pemboran yang paling dangkal sekitar 200 meter dari puncak lipatan. Sehingga ketinggian minyak yang diambil di Wonocolo pada reservoir Wonocolo masih berada di atas permukaan laut. Hal ini dapat membuktikan bahwa pemboran minyak tradisional di Wonocolo adalah yang paling dangkal di seluruh Indonesia, bahkan dunia.

Geosite Wonocolo ini dapat dikembangkan menjadi wisata geologi sumur tua Wonocolo yang merupakan energy tidak terbarukan.

Kini, lokasi tersebut dikenal dengan sebutan Teksas Wonocolo, selain karena kondisi lingkungannya yang mirip dengan lokasi minyak Texas di Amerika, Teksas sendiri merupakan singkatan dari Tekad Selalu Aman dan Sejahtera. Teksas Wonocolo menjadi lokasi wisata edukasi di Bojonegoro.

Baca Juga
Previous Post
Next Post

0 Comments: