Logo Jawa Tengah memiliki bentuk
yang khas dan sebagai identitas Jawa Tengah. Di pembahasan kali ini kami akan
membahas makna dari logo Jawa Tengah. Logo Jawa Tengah sebagai lambang berbentuk
Kundi Amerta dengan bentuk dasar segi lima (dengan satu sudut di atas sebagai
puncak), berpelisir kuning emas dan berlukiskan dari bawah ke atas. Lambang atau
Logo Jawa Tengah secara umum terdiri dari atas tiga bagian yakni : a. Daun
Lambang Daerah; b. Nama Daerah, dan c. Pengapit Lambang Daerah.
Gambar bentuk dasar segi lima (Kundi
Amerta melambangkan dasar falsafah Negara, yakni Pancasila) di dalamnya ada
berbagai macam isi, yakni :
Laut berwarna biru dan
bergelombang tiga berwarna putih melambangkan kehidupan masyarakat di Jawa
Tengah;
Candi Borobudur (bagian teratas)
terlukis dalam gambar bayangan (silhuouet) melambangkan Daya cipta yang besar,
tradisi yang baik dan nilai-nilai kebudayaan yang khas dari rakyat Jawa Tengah,
dengan 7 buah stupa(diantaranya 1 stupa induk di tengah), seluruhnya berwarna
hitam dengan pelisir putih;
Gunung kembar berwarna kuning
emas dan berlatar belakang hijau mempunyai arti idiil bersatunya rakyat dan
Pemerintah Daerah; perpaduan antara Laut dan Gunung Kembar dengan latar
belakangnya yang hijau menggambarkan keadaan alamiah daerah Jawa Tengah dengan
bermacam-macam kekayaan alamnya sebagai kehidupan dan penghidupan rakyat Jawa
Tengah.
Di tengahnya ada sebuah bambu runcing
berwarna kuning emas dan beruas delapan ini melambangkan kepahlawanan dan
kesatriaan rakyat Jawa Tengah;
Di atas sebuah bintang bersudut
lima berwarna kuning emas, ini disebut juga “Nur Cahya” melambangkan
kepercayaan keTuhanan Yang Maha Esa dari rakyat Jawa Tengah;
Umbul-umbul Merah Putih melingkar
menutup bagian atas bentuk Kundi Amerta melambangkan daerah Jawa Tengah sebagai
bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, tepi atas dan kedua ujung
umbul-umbul berikal 8 bergaya motif ikal dari wayang kulit.
Nama Jawa Tengah ditulis dengan
huruf latin berwarna hitam di atas dasar berbentuk lapik ( dalam bahasa jawa
disebut tatakan) Kundi Amerta dan berwarna kombinasi kuning emas/merah.
Di sampingnya di apit sebelah
kiri setangkai bulir padi berbiji 17 dan berwarna kuning emas, sebelah kanan
setangkai ranting kapas berdaun berwarna hijau dan berbuah 5 yang sedang
merekah berwarna putih yang melambangkan kemakmuran rakyat Jawa Tengah dan
berdaun kelopak kuning emas, digambar (distilit) menurut gaya motif ikal dari
wayang kulit.
Perlambangan perpaduan antara
Bintang, Padi dan Kapas melambangkan hari depan rakyat Jawa Tengah menuju ke
Masyarakat Adil dan Makmur yang diridhoi oleh Tuhan Yang Maha Esa;
Perpaduan antara bulir padi yang
berbiji 17, bamboo runcing yang beruas 8 serta ranting kapas yang berdaun 4 dan
berbuah 5 merupakan rangkaian angka-angka yang mewujudkan saat yang bersejarah
serta keramat 17 Agustus 1945.
Setuap warna-warna yang dipakai
dalam lambang daerah Jawa Tengah juga memiliki makna-maknanya sendiri, ini
sesuai dengan penggunaannya untuk motif-motif yang bersangkutan adalah
Putih berarti kejujuran/kesucian;
Kuning (emas) berarti
keluhuran/keagungan/kemuliaan/kekayaan;
Merah berarti keberanian;
Hijau berarti kemakmuran;
Hitam berarti
keabadian/keteguhan.
Di dalamnya juga ada motto daerah
yakni “Prasetya Ulah Sakti Bhakti Praja”. Jika diartikan setiap kata
Prasetya-Janji, Ulah-Krida/Berkarya/Bekerja, Sakti-Ampuh/Tangguh/Kuat lahir
batin, Bhakti-Ketaatan disertai kesadaran, Praja-Negara. Artinya rakyat Jawa Tengah
berjanji (prasetya) untuk bekerja keras (ulah) guna membangun manusia dan
masyarakat Jawa Tengah yang kuat lahir batin (sakti) guna berbakti (Bhakti)
kepada Negara (praja) dan Bangsa..
Itulah makna logo/lambang daerah
Jawa Tengah.